BHINEKA ITU SUNATULLAH ?

Pengeboman Kedubes Australia 2004 atau yang biasanya disebut Bom Kuningan terjadi pada tanggal 9 September 2004 di Jakarta. Ini merupakan aksi terorisme besar ketiga yang ditujukan terhadap Australia yang terjadi di Indonesia setelah Bom Bali 2002 dan Bom JW Marriott 2003. Bom tersebut menyisakan lubang sebesar 3 meter.

Sebuah bom mobil meledak di depan Kedutaan Besar Australia pada pukul 10.30 WIB di kawasan Kuningan, Jakarta. Jumlah korban jiwa tidak begitu jelas, pihak Indonesia berhasil mengidentifikasi 9 orang namun pihak Australia menyebut angka 11 orang. Di antara korban yang meninggal adalah satpam-satpam Kedubes, pemohon visa, Staf Kedubes Australia serta warga yang berada di sekitar tempat kejadian saat bom tersebut meledak. Tidak ada warga Australia yang meninggal dalam kejadian ini. Beberapa bangunan-bangunan di sekitar tempat kejadian juga mengalami kerusakan.

Banyak opini yang tersebar di masyarakat bahwa melakukan aksi bunuh diri dengan target bisa membunuh sebanyak-banyaknya orang dilingkungan kejadian yang tidak sepaham dengan mereka adalah aksi Jihad dengan embel-embel dapat masuk syurga. Untuk kejadian bom tersebut sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti apa motif dibelakangnya. Namun banyak dugaan bahwa aksi tersebut adalah aksi para terorisme yang memiliki paham radikal kecintaan mereka  terhadap agama.

Padahal jika kita lihat kembali sunnah Nabi, Nabi tidak pernah mengajarkan aksi radikal seperti itu melainkan Nabi selalu mencontohkan betapa hidup damai bersama adalah keindahan yang harus dijaga bersama meskipun kita berbeda.  “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”. Demikianlah salah satu peribahasa Indonesia tentang pentingnya persatuan.

Rasulullah saw. pun pernah mengingatkan di dalam salah satu sabdanya tentang pentingnya persatuan sebagaimana riwayat berikut.

عَنْ أَبِيْ مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ. رواه البخاري ومسلم

Dari Abi Musa dari Nabi saw., beliau bersabda, “Sungguh (sebagian) mukmin kepada (sebagian) mukmin lainnya seperti bangunan, yang menguatkan sebagian dengan sebagian lainnya.” Dan beliau menyilangkan jari-jarinya. “(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Indah kehidupan ini jika kita jalankan dengan kedamaian, tidak ada kericuhan, harmonis, saling menghargai, menghormati, menyayangi dan terus tersadar bahwa Tuhan menciptakan kita memang berbeda. Untuk itu marilah bersama-sama kita jadikan keberagaman ini baik beragam paham atau beragam keyakinan sebagai modal kuatnya keimanan kita terhadap takdir yang telah Tuhan berikan.

Damailah AGAMAku, damailah INDONESIAku!!