Ramadhan tahun lalu dengan kesibukan yang bertambah, hampir setiap hari saya buka puasa ditempat yang berbeda dengan orang berbeda. Hari ini dengan teman kerja, besok dengan kuliah, besok teman SMA, besok teman SMP, besok SD, Besok TK, besoknya geng A, geng B, geng C dan seterusnya.
Momen ramadhan bersama keluarga terlewati begitu saja hanya dengan sedikit duduk dimeja bersama untuk berbuka itu pun ketika saya dirumah, adik saya tidak, ketika saya dan adik dirumah, kakak saya tidak. Momen lengkap duduk melingkari meja sangat jarang ada. Entah bagaimana perasaan orangtua yang setiap hari selalu berbuka dirumah. Mereka yang sedari kecil menemani anak anaknya sahur dan berbuka namun saat tua, anak anak mereka justru sibuk dengan kesibukan masing-masing.
Ramadhan tahun ini berbeda. Sedari bulan maret telah terjadi kasus positif COVID-19 Indonesia. hingga hari tercatat sudah ribuan hingga sepuluh ribu kasus positif. Semua sekolah dirumahkan, banyak pekerja yang diberhentikan, kerja dari rumah, segala aktivitas dibatasi. Segala hal yang melibatkan banyak orang satu tempat tidak diperbolehkan. Bahkan tidak dilaksanakan sholat jumat dan diganti sholat dzuhur. Pada ramadhan tahun ini tidak ada tarawih di masjid dan diganti dengan tarawih di rumah masing-masing. Keadaan seperti ini membuat saya dan keluarga harus dirumah saja. Terlebih tahun ini kami tidak bisa mudik karena dikhawatirkan pemudik justru akan menyebarkan virus corona ke desa desa sehingga penanganan akan menjadi tidak terkendali.
Namun selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. Corona memang menyusahkan banyak orang. Segala sektor kehidupan terkena dampak buruk corona namun dilain sisi saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga. Dengan ibu dan bapak, dengan adik dan kakak, banyak hal yang membuat kami semakin dekat, komunikasi kami lebih intens dan saya sekarang lebih sering melihat senyum dan tawa mereka saat kami semua berkumpul dan bercanda. Ternyata selama ini sibukku diluar sana telah merenggut kebersamaanku bersama keluarga. Berkat corona saya menyadari hal itu ternyata ini yang membuat hidupku terasa kurang.
Semoga pandemi ini segera usai. Saya ingin dunia kembali normal dan sekalipun aktivitas kembali kembali ke sedia kala, saya ingin tetap dekat dengan keluarga. Mereka adalah orang terdepan saat saya terkena masalah dan saya ingin mereka yang paling pertama ikut merasakan saat saya bahagia.
0 comments on “Mengambil Hikmah dari Pandemi Corona” Add yours →