Baru-baru ini masih hangat sekali pemberitaan tentang bom bunuh diri yang terjadi di Pores Medan Sumatera Utara, di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi rupanya tidak menyurutkan penyebaran narasi dan doktrinisasi radikalisme, bukannya semakin padam malah semakin mudah dengan adanya kemajuan teknologi, salah satunya dengan kehadiran media sosial yang kini telah digunakan oleh hampir separuh penduduk dunia dengan pengguna terbesarnya adalah dari kalangan anak muda seperti kita.
Menilik sekilas tentang Terorisme yang masih saja terjadi di Indonesia, terorisme sendiri tidak datang secara tiba-tiba, karena sesungguhnya aksi terorisme adalah panggung kekerasan yang diawali oleh virus narasi kekerasan. Pada titik inilah, sejatinya pelaku terorisme adalah korban narasi kekerasan yang bisa terjadi dan menjangkiti siapapun. Dan, Anak muda menjadi objek yang rentan untuk menjadi target atau sasaran dari doktrinisasi para radikalis.
Nah, sebagai anak muda yang bisa saja terjangkiti narasi kapan saja, kita harus membentengi diri. Berikut ini tips yang bisa dijadikan sebagai langkah-langkah untuk membentengi diri dari narasi kekerasan.
- Tidak Mudah Percaya
Pertama, jangan mudah percaya pada apapun, terlebih informasi apalagi ajaran-ajaran yang kita temukan di dunia maya, jangan ditelan mentah-mentah, langkah pertama adalah pertanyakan apapun yang kamu lihat, dengar atau baca di dunia maya, selalu melakukan double check dengan selalu mencari informasi lebih lanjut dari sumber yang terpercaya terlebih mengenai informasi maupun berita tentang kekerasan.
- Menjunjung Tinggi Toleransi
Toleransi antar manusia memang menjadi kunci damainya kehidupan, karena kita tidak selalu mempermasalahkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan, seperti perbedaan pendapat, perbedaan kebudayaan dan adat istiadat, dengan saling menghargai dan menjaga toleransi maka dengan sendirinya ruang untuk intoleransi akan semakin sempit atau bahkan tidak ada.
- Perkaya Wawasan Keagamaan
Agama menjadi Pondasi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dengan memperbanyak menimba ilmu agama dapat menghindari kita dari paham radikal, karena sejatinya agamapun tidak mengajarkan kekerasan.
- Tanamkan Rasa Cinta NKRI
Media sosial kini sering digunakan sebagai sarana untuk memecah belah masyarakat dengan penyebaran hoax dan konten-konten sensitive lainnya. jika kita memiliki pondasi akan rasa cinta Tanah Air, kita tidak akan serta merta menerima semua hal yang kita dapatkan.
- Laporkan Hal Mencurigakan
Menurut Rudiantara masyarakat harus melaporkan konten terror di platform internet baik di media sosial, Google atau Youtube, karena Kominfo bekerjasama dengan platform tersebut untuk memblokir dan memonitoring semua konten terorisme dan radikalisme.
0 comments on “Tips Menjadi Anak Muda Anti Radikal” Add yours →