Kehadiran media sosial telah berhasil menerobos keterbatasan informasi dan komunikasi serta menghapuskan sekat-sekat pergaulan yang dulu masih menyisakan norma dan etika. Ruang tanpa batas ini dapat diakses hanya dengan satu genggaman: Smartphone.
Di era ini smartphone bukan lagi barang mewah yang hanya orang tertentu yang memilikinya. Namun sudah seperti kebutuhan pokok masyarakat yang bahkan anak setingkat taman kanak-kanak saja sudah menggunakannya.
Hal yang sering kali tidak kita sadari adalah bahwa kebebasan ruang maya tidak selalu memberikan dampak baik bagi kita. Alih-alih kebebasan berekspresi di negara demokrasi, kita justru lebih sering disajikan dengan hal-hal yang berbau kekerasan dan provokasi.
Kekerasan baik berupa virtual maupun tulisan menjadi hidangan pagi, siang, dan malam kita di media sosial. Kekerasan virtual, meski tidak berdampak secara fisik namun melekat dalam sosio-psikis masyarakat terutama pada anak-anak yang belum mampu menyaring informasi di media sosial. Kekerasan sering kali dipertontonkan melalui video, potongan film, game, dll. Kalimat-kalimat hujatan dan penuh ujaran kebencian juga tidak pernah absen mewarnai timeline media sosial kita.
Sering kali konten-konten berbahaya ini bukan hanya dikonsumsi dan ditelan mentah-mentah, tetapi juga semakin disebarluaskan lagi sehingga semakin banyak orang yang mengetahui. Hal yang demikian bukan hanya berlaku bagi anak-anak dan orang-orang awam, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang terpelajar. Yang lebih menyedihkan lagi terkadang hal-hal seperti ini justru di-blow up oleh tokoh masyarakat dan pejabat publik untuk memancing reaksi masyarakat demi memenuhi kepentingannya. Sehingga masyarakat kita sudah terpecah belah mulai dari media sosial.
Karena itulah perlu adanya pemahaman dari setiap elemen masyarakat Indonesia, entah tua atau muda, pelajar atau mahasiswa, apapun pekerjaannya, apapun suku dan budayanya, bahwa propoganda hanya memecah belah bangsa. Smartphone yang kita gunakan harus menjadikan kita smart netizen. Kecanggihan dan kemudahan mengakses informasi seyogyanya menjadikan manusia yang maju dan mengikuti perkembangan peradaban.
Cacian, makian, hujatan, kekerasan, kejahatan, seyogyanya dapat diminimalisir seiring dengan perkembangan teknologi. Di era yang serba cepat ini kita dapat mencari informasi lain mengenai suatu berita dengan cepat untuk memastikan kebenaran berita tersebut apakah benar terjadi atau tidak. Begitu juga jika kabar tersebut menyangkut seseorang, dengan bantuan media sosial kita dapat dengan mudah mengklarifikasi langsung ke orang bersangkutan apakah berita tersebut atau hanya kabar burung saja. Sehingga kita tidak menjadi bagian orang-orang yang hanya menyebarkan tanpa tahu kebenaran.
Berpikir sebelum nyinyir, cari tahu kebenaran sebelum menyebarkan.
Smartphones are made for smart netizens.
Penulis : Annisa Fathia Hana
Sumber Gambar : Pixabay
0 comments on “Smartphone for Smart Netizens” Add yours →