Semburat merah senja di atas tanah jawara
Menerangi bumi sebelum gelap menyelimuti
Ada hati yang gelisah
Namun tak hilang tabah menanti hari indah dalam untaian doa diatas sajadah
Gelisah karena lelah
Lelah melihat yang tak kunjung usai mencari celah hanya karna berbeda bahasa daerah
Lelah membaca tulisan sumpah serapah penuh amarah
Lelah merasakah perang saudara hanya karena katanya sebagian dari mereka tidak bertulang putih dan berdarah merah
Adakah hati lain yang merasa gerah
Dengan keadaan yang semakin antah berantah
Adakah hati lain yang tak ingin menyerah
Menjadikan indah warna-warna diatas tanah yang pernah diperjuangkan ratusan tahun hingga berdarah-darah
Semburat merah senja di atas tanah jawara
Membawa aroma sejuk menyambut bulan bahagia
Bulan yang hari-harinya setiap insan berlomba-lomba untuk mencari pahala
Tak ingin sia-sia, katanya
Hembusan angin petang di atas tanah jawara aromanya mulai berbeda
Namun celotehan sosial media, propoganda, dan pemecah belah bangsa masih saja ada
Hanya karena berbeda junjungan politik saja
Menyambut bulan yang suci bukankah kita lebih baik mengaji daripada memaki?
Bukankah kita lebih baik memperbaiki diri daripada saling menyebar benci.
Ramadhan datang lagi,
Sudah damaikah wahai hati ?z
Sudah siapkah kembali menjadi insan yang fitri?
Indonesia butuh kamu,
Yang dengan berbeda tidak mencaci,
Yang tidak selaras mencari solusi.
Penulis : Annisa Fathia Hana
Gambar : https://pixabay.com/id/photos/tic-tac-toe-cinta-jantung-bermain-1777859/
0 comments on “Ramadhan Datang Lagi, Sudah Damaikah Wahai Hati?” Add yours →