Dalam upaya pencegahan paham radikalisme, saat ini BNPT tengah menggelar pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang dihadiri berbagai elemen mulai dari Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT RI, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme dan Duta Damai Dunia Maya BNPT. Acara Rakornas ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari 18 regional dan satu Duta Damai Santri. Daerah yang hadir di antaranya dari Sumatra Utara, Papua, hingga pemilik Ibu Kota. Oleh karena itu, acara ini tentunya menjadi momentum untuk mengenalkan setiap budaya daerah masing-masing. Regional Duta Damai Banten memilih pakaian adat Baduy sebagai pakaian adat yang dipamerkan dalam acara tersebut. Tidak sedikit orang menujukan matanya. Pakaian adat Baduy juga sebelumnya pernah digunakan oleh Presiden Jokowi pada acara sidang Tahunan MPR 2021 dengan alasan sebagai penghormatan dan penghargaan keluhuran nilai-nilai adat pada pemimpin suku Baduy Jaro Saija.
Pakaian adat Baduy tidak serta merta dipilih di antara ciri khas adat Banten lainnya yang tidak kalah luar biasa. Sebagai suku pedalaman yang masih murni sampai saat ini, Baduy juga menyimpan banyak filosofi, diantaranya filosofi Perdamaian. Filosofi ini bisa menjadi nilai penting untuk dijadikan tuntunan perdamaian khususnya di wilayah Banten sebagai berikut:
- Menjaga Kelestarian Alam
Menjaga kelestarian alam, adalah sebuah keharusan yang tidak lagi menjadi tuntutan sebagai masyarkaat Baduy yang sudah terbiasa untuk menjaga kelestarian alamnya, untuk menjaga perdamaian pada masyarakat Baduy, menjaga keharmonisan bukan hanya dibangun dengan sesama manusia melainkan juga dengan alam sebagai hal yang vital dalam keberlangsungan hidup bagi masyarakat Baduy untuk menjaga perdamaian.
- Saling Membantu dan Gotong Royong
Kekompakan suku Baduy bukan hanya dilihat dari kerja sama mereka menjaga alam, namun lebih dari itu, mereka selalu saling membantu dan bergotong royong. Perilaku saling membantu dan gotong royong mereka biasanya dapat dilihat ketika membangun rumah, bercocok tanam, memanen padi, juga dalam kehidupan bertetangga. Sikap saling membantu dan gotong royong inilah yang akhirnya menciptakan hidup rukun dan damai di antara warga suku Baduy.
- Saling Memaafkan dan Tidak Memiliki Rasa Dendam
Sifat orang-orang suku Baduy juga selalu bisa memaafkan. Hal ini karena orang-orang Baduy yang memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan percaya bahwa tidak ada dosa yang tidak terampuni. Oleh karena itu mereka berprinsip bahwa hidup ini hanya sekali dan tidak sepatutnya diisi marah dan benci. Oleh kadena itulah mereka tidak memiliki rasa dendam yang menciptakan perdamaian.
- Menghargai Perbedaan dan Kuat dalam Berprinsip
Suku Baduy dikenal dengan orang-orangnya yang welcome atau terbuka dalam menerima tamu atau pengunjung dari luar wilayah Baduy yang tentunya berbeda dengan mereka. Mulai dari keyakinan, kebiasaan, juga tradisinya. Namun begitu, mereka tetap memiliki prinsip dalam menjalani hidup khususnya Baduy Dalam, contohnya tidak menerima apabila tamu menggunakan teknologi, seperti gawai dan sebagainya. Dengan demikian, meskipun memiliki perbedaan, hidup saling menghargai dan menghormati prinsip dan perbedaan itu sendiri akan melahirkan perdamaian yang abadi.
Demikian uraian yang singkat namun penuh makna mengenai kekayaan filosofi suku bangsa di Banten, yakni suku Baduy yang memiliki banyak nilai dan filosofi perdamaian.
0 comments on “Pakaian Adat Baduy Menjadi Ikonik Duta Damai Banten dalam Acara Rakornas 2022 Jakarta” Add yours →