Abad ke 16 adalah masa kejayaan bagi Provinsi Banten. Kala itu, pelabuhan Karangantu Banten menjadi tempat terkenal untuk bertransaksi jual beli. Sejak Belanda datang ke Indonesia pada tahun 1596 telah banyak bangunan-bangunan kesultanan yang didirikan. Kini, peninggalan bangunan kesultanan Banten tersebut masih dapat kita saksikan. Di artikel kali ini, Duta Damai Banten akan mengajak pembaca mengenal tempat bersejarah yang ada di Banten. Yuk kita jelajahi bersama!
- Keraton Surosowan
Keraton Surosowan dibangun sekitar tahun 1526 – 1570. Berfungsi sebagai pusat pemerintahan, Keraton Surosowan memiliki luas total 3,5 hektar di Kecamatan Kasemen Provinsi Banten. Keraton ini dulunya ditinggali khusus untuk Sultan, Keluarga, dan Pengikut Sultan. Sayangnya bangunan ini telah dihancurkan oleh pemerintah Belanda sebanyak dua kali di tahun 1680 dan 1813. Oleh karena itu pengunjung yang ke tempat ini akan lebih banyak melihat puing-puing bangunan yang telah hancur. Meski masih ada sisa tembok yang berdiri kokoh.
(Salah satu gerbang pintu Keraton Surosowan. Foto: Ali Muchson)
- Keraton Kaibon
Menjadi bangunan kedua yang didirikan setelah Keraton Surosowan di tahun 1815. Serupa dengan bangunan sebelumnya, Keraton Surosowan pun telah hancur akibat peperangan dengan pemerintahan Belanda pada tahun 1832. Namun bagian depan Keraton Kaibon masih memiliki gerbang dengan pintu sebanyak lima. Menurut sejarah, kelima pintu ini melambangkan jumlah sholat wajib yang dilaksanakan dalam satu hari umat muslim. Bangunan seluas 4 hektar yang terletak di Kasunyatan Banten ini menjadi tempat tinggal kembang kerajaan atau Ibunda Sultan Saifuddin yang Bernama Ratu Aisyah. Karena itu keraton ini dinamakan Kaibon, bila di pecah suku katanya menjadi Ka-ibu-an (tempat tinggal untuk ibu)
(Denah ruangan di Keraton Kaibon. Foto: Ali Muchson)
- Masjid Agung Banten
Sudah banyak yang tahu kalau Masjid Agung Banten adalah salah satu dari ikon Provinsi Banten. Masjid ini masuk ke dalam daftar masjid tertua di Indonesia. Bagaimana tidak, Masjid Agung Banten dibangun oleh Sultan Maulana Hassanudin pada tahun 1556. Masjid ini menghadirkan gaya arsitektur dari Arab, Tionghoa, dan Belanda sekaligus. Di pelataran masjid terdapat sebuah menara setinggi 24 meter. Atap masjidnya tersusun dari 5 susunan yang sesuai dengan jumlah rukun islam. Kini halaman depan masjid Agung Banten dibangun pilar-pilar berpayung layaknya bangunan yang ada di Baitullah Mekkah. Hal ini membuat pengunjung wisatawan dari luar daerah semakin tertarik mengunjungi Masjid Agung Banten.
(Masjid Agung Banten. Foto: Ali Muchson)
(Pilar berpayung. Foto: Ali Muchson)
- Benteng Speelwijk
Tidak jauh dari Masjid Agung Banten terdapat sisa bangunan Benteng Speelwijk. Speelwijk diambil dari nama Gubernur Hindia Belanda yaitu Cornelis Janszoon Speelman. Benteng ini dibangun pada tahun 1585 untuk melawan serangan rakyat Banten yang tidak menyukai kedatangan Belanda.
(Benteng Speelwijk. Foto: Kompasiana.com)
Bagaimana? Apakah kalian sudah siap menjelajahi secara langsung ke tempat-tempat bersejarah di atas? Bila sudah siap, selalu ingat patuhi protokol kesehatan ya sobat damai.
Referensi:
dispar, a. (2020, 11 03). Ini Destinasi Wisata Sejarah di Banten. Retrieved from Dinas Pariwisata Provinsi Banten: https://dispar.bantenprov.go.id/Berita/topic/525
Hidayah, E. (2022, 02 16). Punya Menara Mirip Mercusuar, Begini Arsitektur Unik Masjid Agung Banten, Jadi Saksi Bisu Sejarah Kejayaan Kota Pelabuhan. Retrieved from Hot Grid ID: https://hot.grid.id/read/183144570/punya-menara-mirip-mercusuar-begini-arsitektur-unik-masjid-agung-banten-jadi-saksi-bisu-sejarah-kejayaan-kota-pelabuhan?page=all
Rahmawati, F. (2021, 08 13). Masjid Agung Banten, Dibangun Masa Sultan Maulana Hasanuddin, Dirancang 3 Arsitek Handal. Retrieved from KabarBanten.com: https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/seputar-banten/pr-592389727/masjid-agung-banten-dibangun-masa-sultan-maulana-hasanuddin-dirancang-3-arsitek-handal
Penulis: Rifa Qutratunisa
0 comments on “Yuk, Jelajahi Tempat Bersejarah di Banten!” Add yours →