Jika kita menelisik bagaimana dinamika pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan sampai dengan hari ini, kita akan menemukan pelbagai sistem yang pernah menaungi bangsa ini. Mulai dari otoriter hingga demokrasi, dari kepemimpinan presiden yang hanya beberapa bulan, hingga kepemimpinan presiden yang mencapai tiga dasawarsa lebih. Hal ini menunjukan bahwa perjalanan pemerintah Indonesia tidak pernah benar-benar bertapa pada jalan yang lurus.
Sampai dengan hari ini, sejak reformasi 1998 Indonesia telah menganut sistem demokrasi. Dimana asasnya adalah peran yang besar partisipasi rakyat dan penghargaan tinggi atas hak-hak rakyat. Kedua hal inilah yang menjadi takaran dalam memastikan bahwa demokrasi tetap berjalan pada relnya.
Akan tetapi, hari ini kita tidak melihat asas-asas tersebut secara tampak. Banyak problematika seputar demokrasi yang justru kontradiksi pada realitanya. Penggusuran tanah untuk pembangunan pabrik, pengesahan Omnibus Law kala pandemi yang tidak disetejui masyarakat, bahkan hingga penangkapan petani yang menunjukan keluhannya lewat poster dan masih banyak lagi. Sehingga wajar jika kita nisbatkan demokrasi Indonesia hari ini mencapai titik krisisnya. Titik dimana realita yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Titik dimana posisi demokrasi jatuh ke dalam ‘jurang’ yang dalam.
Berjalannya demokrasi pun pada realitanya tidak benar-benar memenuhi hajat masyarakat. Birorkrasi yang berbelit justru membuat masyarakat sulit mendapatkan bantuan, terlebih di masa pandemi. Pada kasus bansos misalnya, dimana masyarakat sudah menjerit kelaparan, akan tetapi para pemangku jabatan justru asik mencapai kenikmatan. Maka dari itu, regulasi-regulasi seputar birokrasi dalam demokrasi perlu dirasa untuk ditata ulang.
Oleh karena itu, jika kita melihat demokrasi Indonesia hari ini maka akan kita temukan bahwa banyak dari kebijakan pemerintah yang jauh dari kata ‘demokratis’. Secara radikal pun, nilai-nilai demokrasi di Indonesia sudah lambat laun terkikis, dan salah satu cara agar nilai-nilai demokrasi agar tidak jatuh ke dalam jurang yang lebih dalam adalah dengan menyuarakan krisis ini dan memberi tahu bahwa pelunya untuk menjaga nilai-nilai ini.
Penulis: Abid Al-Akbar
0 comments on “Krisis Demokrasi Indonesia Hari Ini” Add yours →