Pada zaman dahulu, wanita memang kerap kali ditindas dan diambil hak-haknya, dijadikan hanya sebagai pemuas birahi laki-laki, seperti dalam sejarah agama islam sebelum turunnya para utusan Tuhan (Nabi) yang akan memperbaiki akhlak manusia, manusia dijadikan sebagai budak dan diperdagangkan lalu kemudian diperlakukan seperti tak punya nilai kemanusiaan, mereka dijadikan pemuas nafsu, budak, bahkan sampai dibunuh.
Tak hanya pada zaman era kerajaan dan khilafah, wanita selalu saja di eksploitasi oleh kaum-kaum keji, seperti tragedi pada era kolonial Jepang yang disebut dengan, Jugun Ianfu atau diartikan sebagai wanita pemuas hasrat tentara Jepang.
Seiring perkembangan zaman yang saat ini kita bisa rasakan dengan teknologi yang luar biasa berkembang pesat, teriring para wanita yang saat ini kita ketahui di Indonesia, adalah bukti telah jayanya kaum-kaum wanita, tentu itu semua tak berjalan begitu saja, di masa dahulu para wanita menentang hak-haknya, dan yang kita ketahui sebagai pelopor kemerdekaan wanita salah satunya adalah RA Kartini.
Namun, sifat lemah wanita saat ini memang tak bisa mengalahkan kebanyakan pria dikalangan remaja, tetapi dalam hal emosional dan perasaan, wanita selalu dominan menguasai, segala kelemahannya menjadikan tameng dan kekuatan wanita untuk terus dihormati dan dihargai. Contoh kecil, kalimat yang sering kita dengar (kamu pria) yang menjadi slogan para kaum wanita milenial ini adalah “perempuan gak pernah salah, kalau perempuan salah, laki-laki lebih salah” kalimat ini acap kali digunakan perempuan untuk menjatuhkan laki-laki, dan pada akhirnya sebagai laki-laki hanya bisa mengangguk kesal.
Sifat lemah perempuan seperti kekuatan fisiknya memang terkadang tak melebihi para pria, namun pria yang kerap kali dimanfaatkan untuk melakukan setengah dari pekerjaan fisik wanita, seperti mengangkat galon, mendorong mobil yang mogok, dan hal lainnya yang selalu dibebankan kepada pria oleh wanita. Tetapi memang pria menerimanya dengan keiklasan hati.
Dengan hal tersebut yang menjadikan wanita selalu dimuliakan, sampai kelemahannya menjadikan kekuatan sehingga tak terlihat lagi ada kelemahan. Kecerdasannya yang membantu wanita menjadi kuat memang tak diragukan.
Penulis: Muhamad Rizki Riadi
0 comments on “Kelemahan Wanita Sebagai Kekuatan Emansipasi” Add yours →