Anak-anak milenial pada tahu gak nih sama pendiri kesultanan Banten?
Masa sih gatau? Hehehe pasti tahu doongg.
Oke deh mari kita kenalan dulu sama Sultan Maulana Hasanudin atau sering disapa Sultan Hasanudin Banten yang memiliki peran penting menyebarkan agama Islam di Banten.
Ternyata teman-teman, Sultan Hasanuddin Banten adalah pendiri Kesultanan Banten bahkan menjadi penguasa pertama Kerajaan Islam di Banten dan perlu kita ketahui bahwa beliau adalah putra kedua dari Nyi Kawunganten yang mana adalah putri dari Prabu Surosowan yang saat itu menjabat sebagai Bupati Banten dan Syekh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati yakni salah satu Walisongo.
Pada saat Sultan Hasanuddin Banten masih kecil, dia sudah diberi gelar Pangeran Sabakingking atau Seda Kikin oleh kakeknya, Prabu Surosowan. Bagaimana teman-teman semua keren, bukan? Tentu dong keren banget pastinya hehehe.
Teman-teman perlu kita ketahui bahwa di bawah kekuasaan Kerajaan Padjajaran. Pada masa itu, agama yang diakui secara resmi masihlah agama Hindu.
Sementara itu, Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon untuk menduduki posisi Bupati Cirebon menggantikan Pangeran Cakrabuana yang wafat. Apakah Sultan Hasanudin Banten ikut? Ternyata dia tidak jadi ikut dan tetap memilih untuk tinggal di Banten untuk menjadi guru agama Islam dan mendirikan pesantren.
Meskipun berbeda tempat, namun Syekh Hasanudin tetap sering bersilaturahmi dan mengunjungi ayahnya. Waktu berlalu hingga suatu hari Sunan Gunung Jati memberi tugas kepada anaknya untuk melanjutkan tugasnya menyebarkan dakwah di Banten karena ilmu agama Syekh Hasanudin yang dianggap telah berkecukupan. Tugas itu pun disanggupi Syekh Hasanudin. Bersama para santri didikannya, ia menyebarkan dakwah Islam dari gunung ke gunung di sekitar Banten hingga ke Ujung Kulon.
Upaya Sultan Hasanudin Banten dalam menyebarkan agama Islam bukan tak mengalami hambatan yang terbesar justru datang dari Prabu Pucuk Umun. Ia bersikeras ingin mempertahankan ajaran Sunda Wiwitan (agama Hindu yang dipengaruhi kepercayaan animisme) sebagai satu-satunya agama resmi. Hal ini tidak menggentarkan semangat Syekh Hasanudin, ia justru terus menyebarkan dakwah Islam dengan gencar.
Tak hanya sampai di sini, Prabu Pucuk Umun menantang keponakannya untuk berperang. Bukan duel, melainkan adu ayam jago untuk menghindari jatuhnya korban jiwa. Jika ayam jago Pucuk Umun kalah maka jabatannya sebagai Bupati Banten Girang akan diserahkan pada Sultan Hasanudin dan sebaliknya, jika ayam jago Sultan Hasanudin yang kalah maka dakwahnya harus dihentikan. Tantangan itu pun diterima Sultan Hasanudin.
Duel dilakukan di lereng Gunung Karang dan dimenangkan oleh Sultan Hasanudin. Menurut beberapa versi, pertarungan tersebut bisa dimenangkan oleh Sultan Hasanudin karena bantuan pengawalnya yang juga ulama berilmu tinggi murid Sunan Ampel, Syekh Muhamad Sholeh yang atas izin Allah lantas menjelma menjadi ayam jago namun versi lain juga menyebutkan bahwa kemenangan tersebut mutlak didapat karena ayam jago Sultan Hasanudin sangatlah kuat.
Dengan perjanjian yang telah disepakati, Pucuk Umun menepati janjinya dengan menyerahkan tahta Bupati Banten. Selanjutnya, ia dan para pengikutnya mengasingkan diri ke pedalaman Banten, tepatnya di sekitar Gunung Kendeng. Atas perintah Pucuk Umun, para pengikutnya diminta menjaga serta mengelola kawasan tersebut. Konon inilah yang menjadi awal mula urang Kanekes yang dikenal juga dengan sebutan Suku Baduy.
Usai sudah cerita ini, eitss masih ada ternyata lanjutannya yaitu para pengikut Pucuk Umun lainnya yang sebagian besar terdiri dari punggawa dan pendeta lantas menyatakan masuk Islam. Atas keberhasilannya, Sultan Hasanudin Banten diangkat oleh Sultan Demak sebagai Bupati Banten. Pemerintahan di Banten Girang kemudian dipindah ke Banten Lor di utara Pulau Jawa. Dari sinilah, tangan dingin Sultan Hasanudin terbukti mampu memajukan segala bidang. Ketika akhirnya Banten berubah menjadi kesultanan, Sultan Hasanudin tetap dipertahankan dan resmi menjadi sultan pertama Banten.
Penulis : Moh. Sopyan
.
0 comments on “Sang Ayam Jago dari Timur : Sultan Maulana Hasanudin” Add yours →