Penggunaan media sosial yang sudah menjadi bagian dari kebutuhan kita saat ini, membuat Sebagian besar dari masyarakat Indonesia bergantung pada informasi yang tersedia di media sosial. Sebenarnya hal itu tidak baik, karena tidak semua hal yang ada di media sosial itu adalah sesuatu yang positif. Saat ini tidak sedikit orang yang banyak akalnya memoles konten atau informasi di media sosial sedemikian rupa agar bisa menjadi kesukaan dan digemari oleh banyak orang, padahal itu sama sekali bukan konten yang postif. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita mengedepankan sikap skeptis dan kritis Ketika menggunakan media sosial.
Maka dari itu, banyak sekali digalakkan kegiatan literasi media, agar kita tidak menelan emntah-mentah apapun yang kita dapat dari media sosial, agar kita terbiasa untuk menelaah, mengkritisi dan bertabayun untuk apapun yang belum pasti.
Menurut Badan Inteijen Negara (BIN) radikalisme itu sangat mudah menular ke pemuda yang tidak kritis dalam mempertimbangkan sesuatu. Sering sekali dibahas, bahwa anak muda menjadi target utama dari penyebaran paham-paham radikalisme, karena mereka membutuhkan orang-orang yang sangat berenerjik tetapi bisa mereka control. Dengan membiasakan diri untuk bersikap kritis dan skeptis, kita jadi memiliki benteng perlindungan dari terjerumus ke dalam hal-hal seperti itu.
BIN mengungkapkan beberapa ciri orang yang terpapar radikalisme, di antaranya: Orang yang biasanya riang tiba-tiba jadi pendiam kemudian berkumpul dengan orang yang tidak smestinya. Pergi lama dari rumah dan Ketika pulang mengurung diri cukup lama, kemudian suka marah-marah dan sering meminta uang secara paksa.
Lalu, apa saja ciri-ciri konten radikal yang tersebar di internet?
- Menggaungkan jihad dan kekhalifahan diiringi dengan menentang Pancasila
Konten radikal sebenarnya mudah untuk diidentifikasi, karena kontennya berisi hal-hal yang bertentangan dengan apa yang biasanya kita yakini.
- Berbau kekerasan
Radikalisme sangat identik dengan kekerasan, menjadikan kekerasan sebagai penyelesaian untuk setiap masalah dan konflik yang dihadapi. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan juga nilai-nilai Pancasila. Karena, bagaimanapun kekerasan bukanlah jalan terbaik untuk memecahkan masalah apapun.
- Sering mengampanyekan paham Khilafah
Bagi mereka, system negara saat ini tidak sesuai dan harus diganti dengan system khilafah yang islami. Padahal, itu hanya kedok saja, entah nilai islam mana yang diperjuangkan.
- Sering bersifat memprovokasi
Selain kekerasan, mereka juga mengedepankan emosi dan provokasi untuk memecah belah rakyat dan merusak perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Sering memberikan alasan-alasan yang irrasional
Seperti akan mendapatkan tujuh bidadari di surga, akan mendapatkan kekayaan berlimpah nanti, dan lain sebagainya. Bagi orang-orang yang kritis dan cerdas tentu hal-hal semacam ini hanyalah omong kosong belaka.
0 comments on “Ciri Konten Radikalisme” Add yours →