Tidak terasa bulan suci Ramadan sudah memasuki 10 hari terakhir. Tiga minggu sudah kita jalani dengan menahan lapar, haus, dan hawa napsu setiap hari. Di 10 hari terakhir ini keimanan kita akan semakin diuji apakah kita bisa istiqomah atau justru kalah. Mana yang akan kita pilih di 10 hari terakhir ini, apakah fokus beribadah atau sibuk berburu diskonan di berbagai platform belanja?
10 hari terakhir sepatutnya dijadikan ajang untuk berlomba-lomba beribadah dan menebar kebaikan kepada sesama untuk mendapatkan lailatul qadar-Nya. Lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan, malam yang di dalamnya penuh dengan kemuliaan serta setiap amalan ibadah dilipat gandakan dan tidak semua orang bisa merasakannya. Lailatul qadar datang pada malam-malam ganjil di 10 malam terakhir, namun tidak ada yang tahu kapan pastinya malam itu datang.
Kemuliaan lailatul qadar dijelaskan Allah dalam surat Al-Qadr ayat 1-5 yang artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?. Malam Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril atas izin Allah untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar”
Di hari-hari terakhir Ramadan ini sudah sepaputnya kita meninggalkan kehidupan sosial media untuk sementara, megurangi aktivitas belanja, fokus beribadah dan berbuat baik dengan sesama. Sebab bulan yang penuh kemuliaan ini hanya akan kita jumpai lagi di tahun depan, itupun jika kita masih diberi kesempatan.
Maka dari itu, perbanyak amalan seperti berdzikir; memperbanyak solat sunah baik di pagi hari, malam dan di sepertiga malam; membaca, mengkaji dan menghapal al-Qur’an; menjaga ucapan dan perbuatan, memperbanyak meminta ampunan atas segala dosa-dosa yang pernah dibuat.
Kita juga perlu melakukan ibadah sosial yakni ibadah yang kita lakukan kepada manusia dengan mengharap ridho Allah SWT seperti infaq, sedekah, dll. Salah satu ibadah yang cukup mudah adalah dengan berbagi menu berbuka atau sahur kepada tetangga-tetangga terdekat. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah pernah bersabda bahwa barang siapa yang memberi makan orang yang berbuka puasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang tersebut sama sekali.
Selain itu, menjelang Hari Raya Idul Fitri ada tradisi yang tidak pernah alpa yakni membuat kue lebaran. Berbagai macam kue tersedia di meja ketika Hari Raya. Alangkah baiknya jika sebelum Hari Raya tiba kita mengirimkan bingkisan kepada tetangga-tetangga, orang tua dan sanak keluarga. Selain membuat orang-orang terdekat kita bahagia juga menjadi media yang baik untuk saling menjaga keharmonisan.
Yuk sejenak kita tinggalkan sosial media dan kurangi berkelana di platform belanja. Dekatkan diri kepada-Nya, tebar kebaikan pada sesama, raih lailatul qadar-Nya. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kan?
0 comments on “Berlomba-lomba dalam Kebaikan di 10 Hari Terakhir Puasa” Add yours →