Secara sederhana puasa diartikan dengan menahan diri dari lapar dan dahaga, juga dari hal-hal tercela yang bisa membatalkan puasa. Namun, ada banyak makna yang jauh lebih luas dari menahan lapar dan dahaga.
Merasa lapar dan haus adalah hal yang pasti dirasakan oleh semua orang, baik orang kaya maupun orang miskin, baik pejabat maupun rakyat biasa, baik guru atau murid, baik orang terkaya di dunia maupun para penjahat. Semua merasakan hal yang sama lapar dan haus. Dari titik ini, kita berangkat untuk memahami bahwa sebenarnya semua manusia itu sama, salah satunya dengan sama-sama merasa lapar dan haus. Dengan belajar menahan lapar dan dahaga, puasa mengajarkan kita bahwa ternyata menahan lapar dan dahaga bukan pekerjaan yang menyenangkan, seandainya itu bukan perintah agama maka tidak aka nada yang suka rela melakukannya, kecuali mereka yang memiliki banyak keterbatasan dalam kehidupannya. Keterbatasan untuk mendapatkan penghasilan, makanan dan kehidupan yang layak.
Maka berpuasa mengajarkan kita, untuk tetap menghargai semua orang, dengan tidak memandang status sosialnya, dengan tidak memandang apakah dia kaya atau tidak. Berpuasa menyadarkan kita, bahwa setiap manusia itu sama, baik orang kaya, orang miskin, suku-suku yang bereda, Bahasa dan budaya yang berbeda, kita tetap menjalankan puasa, sama-sama menahan lapar dan dahaga.
Lebih luas, selama berpuasa kita juga belajar untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak baik, dari hal-hal yang membatalkan ibadah puasa maupun membatalkan pahala berpuasa itu sendiri. secara tidak langsung, kita jadi belajar untuk membiasakan diri berbuat yang baik-baik saja, melakukan hal-hal yang bermanfaat dan dicintai oleh Allah. kita jadi memiiki rasa empati yang tinggi, sehingga muncul rasa ingin membantu yang tinggi pula.
Prinsip berpuasa seperti itu mengajarkan kita untuk menjadi manusia, manusia yang baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk selalu melakukan dan menyebar kebaikan. Menjadi manusia yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Di tengah pandemic ini, rasa kemanusiaan sangat dibutuhkan, karena semua orang tengah mengalami masa-masa pahit dalam hidupnya, banyak yang kehilangan pekerjaan, tidak bisa bertemu keluarga, tidak bisa mengais rezeki seperti biasa, kondisi kesehatan yang buruk dan hal tidak mengenakkan lainnya.
Rasa kemanusiaan menjadi dasar untuk berbuat kebaikan kepada sesama, dan dengan berpuasa mengajarkan kita untuk sama-sama merasakan apa yang dirasakan oleh mereka yang kekurangan, menahan diri saat berpuasa mengajarkan kita untuk bisa lebih mengendalikan diri, pikiran dan emosi yang pada akhirnya membentuk kita menjadi manusia seutuhnya.
Rasa kemanusiaan membawa kita menjadi pribadi yang bisa saling menghargai, menghormati dan memiiki rasa empati yang tinggi. Kemudian, dengan saling menghargai maka tercipta sebuah harmonisasi yang berakhir pada terciptanya lingkungan yang damai jauh dari rasa benci bahkan kekerasan. Dunia sudah penuh dan sesak dengan kebencian dan kekerasan yang terjadi di mana-mana, jika kebencian dan kekerasan saja tidak memandang bulu, bukankah seharusnya keharmonisan dan kedamaianpun demikian?
0 comments on “Puasa Mengajarkan Kita Untuk Menjadi Manusia” Add yours →