Pandemi yang telah melanda tanah air dalam satu setengah bulan terakhir memunculkan gerakan-gerakan solidaritas masyarakat. Masyarakat berlomba-lomba membantu sesama dengan usaha terbaik yang mereka bisa. Mulai dari membagikan masker, penjahit yang menjadi relawan penjahit APD, menggalang dana untuk memberikan bantuan pada yang membutuhkan, membagikan sanitaizer, dll.
Hal serupa dilakukan oleh sekelompok pemuda di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Mereka mengubah usaha cafe yang mereka didirikan untuk menjadi dapur umum yang dinamai ”Dapur untuk Rakyat” untuk membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan. Dapur umum yang diinisiasi oleh Ahmad Nabil Bintang dkk menyediakan 200 kotak nasi dalam di tiga hari pertama dan terus bertambah setiap harinya. Nasi kotak ini kemudian dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Gerakan “Dapur untuk Rakyat” ini mengundang masyarakat lain yang memiliki rejeki lebih untuk ikut serta membantu memberikan bahan-bahan makanan berupa beras, minyak, bumbu dapur, telur, kecap, mie instan, dll. Selain itu banyak juga kalangan muda yang tergerak untuk menjadi relawan. Gerakan ini juga akan terus berjalan hingga pandemi global yang melanda Indonesia selesai.
Di tengah situasi seperti sekarang ini, kemunculan gerakan-gerakan solidaritas dan kerelawanan seperti ini memberikan energi positif baru. Memberikan harapan bagi mereka yang membutuhkan, merajut tali persaudaraan serta mempererat persatuan. Gerakan-gerakan seperti ini adalah contoh nyata bahwa menyalakan lilin lebih baik dari pada mengutuk kegelapan.
Bayangkan jika satu gerakan bisa membantu ratusan orang, 10 gerakan bisa membantu ribuan orang, berapa banyak orang yang akan terbantu jika gerakan-gerakan semacam ini ada ratusan. Seminimal-minimalnya, mari bantu sebar kebaikan. Kita masih punya banyak harapan J
Penulis : Annisa Fathia Hana
0 comments on “Dampak Pandemi: Cafe di Ciputat Tangerang Selatan diubah Menjadi Dapur Umum” Add yours →