Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, gotong royong menempati posisi penting karena dianggap mampu menciptakan harmoni dan memperkuat jalinan persaudaraan antarwarga. Dari waktu ke waktu, gotong royong telah menjadi kebiasaan atau budaya yang terinternalisasi dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Mari kita tengok sejenak sejarah kelahiran bangsa Indonesia di mana budaya gotong royong berperan sebagai pengikat setiap elemen bangsa. Menengok berbagai catatan sejarah perjalanan bangsa, kemerdekaan Republik Indonesia yang diraih rakyat merupakan buah dari kerja sama apik seluruh komponen bangsa, bukan kepentingan golongan apalagi perseorangan.
Dengan kata lain, kemerdekaan yang dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 merupakan upaya bersama seluruh elemen bangsa yang mengedepankan kepentingan bersama ketimbang kelompok, golongan atau individual. Upaya bersama itu kemudian kita sebut sebagai gotong royong yang merupakan wujud nyata dari nasionalisme dan patriotisme yang dimiliki segenap warga bangsa dalam perjuangan mereka.
Sebelum era Kebangkitan Nasional, perjuangan melawan penjajah masih tersekat pada suku dan golongan masing-masing, belum terpusat dikarenakan belum ada ideologi pemersatu. Dengan perkataan lain, perjuangan kala itu masih bersifat kedaerahan, bergantung kepada pemimpin, belum terorganisasi dengan tujuan perjuangan yang jelas. Selanjutnya, ketika era Kebangkitan Nasional tiba, perlawanan terhadap musuh mulai dilakukan secara terorganisasi. Pendirian organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 merupakan titik mula munculnya pergerakan nasional di Indonesia serta lahirnya kesadaran bersama untuk memperjuangkan nasib dan masa depan bangsa.
Sejak itu, gotong royong menjadi nafas dari setiap langkah dan upaya setiap warga bangsa demi mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Dalam momen-momen penting perjalanan sejarah bangsa Indonesia, jiwa gotong royong telah menjelma sebagai ruh dari setiap rangkaian rencana dan tindakan para pendiri bangsa. Semangat gotong-royong itulah yang kemudian menjadi salah satu elemen penting dari dasar negara, Pancasila. Bahkan oleh Soekarno sendiri, gotong-royong itu menjadi inti dari kelima sila.
“Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan “gotong-royong”. Alangkah hebatnya! Negara Gotong-Royong!”.
—Soekarno—
0 comments on “Nilai-Nilai Gotong Royong Sebagai Budaya Asli Bangsa Indonesia” Add yours →