Lingkungan pendidikan merupakan suatu ekosistem yang sangat kompleks yang melibatkan banyak komponen yang saling keterkaitan dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Namun sayangnya perilaku dan sikap intoleran sering kali terjadi di lingkungan pendidikan. Padahal level tertinggi dari pendidikan adalah toleransi. Di mana dengan segala pengetahuan yang dimiliki manusia dapat memahami bahwa banyak hal di dunia ini yang tidak harus selalu sama dengan dirinya sendiri.
Dalam modul yang diterbitkan oleh Maarif Institute dinyatakan ada beberapa tanda dan gejala intoleransi di sekolah, diantaranya : a) Tidak bersedia bertegur sapa dengan yang berbeda agama, aliran keagamaan, dan kepercayaan; b) Tidak bersedia bergaul dengan yang berbeda agama, aliran keagamaan, dan kepercayaan; c) Tidak bersedia mengikuti perintah guru atau mengikuti kebijakan sekolah; d) Tidak bersedia menghormati lambang Negara, seperti bendera Negara; e) Tidak bersedia mengikuti upacara bendera; f) Menyalahkan orang yang berbeda pandangan keagamaan; g) Mengkafirkan, menyesatkan dan membenci orang yang berbeda agama dan aliran keagamaan dan kepercayaan.
Bisa jadi hal-hal diatas di mulai dari pemikiran satu-dua individu saja, namun tidak menutup kemungkinan individu-individu ini menyebarkan pemikiran intolerannya kepada orang sehingga akhirnya ini menjadi sebuah kelompok. Sehingga hal-hal diatas perlu diantisipasi dan/ atau ditangani dengan baik agar tidak mengarah pada pemikiran dan sikap satu level diatas intoleran, yakni radikal. Terlebih, lingkungan pendidikan terutama SMP dan SMA di dominasi oleh anak-anak remaja tanggung yang sedang mencari jati diri sehingga mudah dipengaruhi.
Pendidikan sejatinya membuat manusia lebih terbuka dan memahami segala perbedaan. Moderasi di sekolah perlu disuarakan “lebih lantang” lagi agar siswa tidak menelan mentah-mentah pemikiran ekstrim kanan maupun kiri. Sehingga siswa tidak selalu menegasikan semuanya ataupun menampung segala yang masuk dari luar. Namun lebih bersikap selektif-akomodatif.
Gambar : Pixabay
0 comments on “Mengenal Tanda-Tanda Intoleransi di Sekolah” Add yours →