Perangi Kekerasan Virtual Dimulai dari Diri Sendiri

Ponsel pintar (smart phone) yang belakangan ini marak digunakan bukan hanya bagi orang berumuran 17th ke atas melainkan mulai dari remaja bahkan anak-anak. Kecanggihan di dalamnya menawarkan beberapa media sosial yang termuka sampai game online yang bisa dimainkan kapan saja, membuat banyak orang kecanduan akan smart phone. Yang disayangkan adalah banyak media sosial ataupun game yang sudah dilabeli dengan tanda hanya untuk orang dewasa namun dpada kenyataannya digunakan atau dimainkan oleh anak-anak. Orang tua atau orang dewasa diharapkan dapat memantau apa yang diakses anak dari smart phone. Karena modern ini kekerasan tidak hanya berbentuk fisik melainkan ada juga yang bernama kekerasan virtual (virtual violence).

Berbicara tentang kekerasan virtual, anak-anak yang sering bermain game peperangan atau sejenisnya akan lebih mudah terpapar oleh kekerasan virtual. Game bertemakan peperangan mungkin menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi anak-anak. Tapi tanpa disadari sifat anak yang cenderung meniru apa yang mereka lihat, menjadikan anak tersebut lebih agresif dalam dunia nyata.

Kombinasi teknologi ponsel pintar dan internet ternyata  berimbas bagi semua usia. Jika anak-anak cenderung lebih agresif, lain lagi dengan kalangan remaja yang terkadang bisa juga mengalami depresi. Namun tentu akan terasa sangat sulit bagi kita melarang ataupun tidak menggunakannya sama sekali. Karena teknologi tersebut dilain sisi juga dapat membantu pekerjaan sehari-hari.

Jika kita sebagai pengguna smart phone, tentunya kita tidak boleh kalah smart. Pengguna smart phone harus mampu menguasai pikiran, hati, penglihatan dan jemari dalam mengakses internet. Jangan asal berujar, jangan asal hanya memainkan game dan jangan asal menebarkan sesuatu hal yang belum falid kebenarannya. Kecerdasan emosional dan bersosialisasi sangat dibutuhkan di era sekarang ini.

Karena itu marilah kita menjadi bagian dari memerangi kekerasan sejak dari pikiran kita. Kekerasan virtual yang banyak dimulai dari game bisa jadi sesuatu yang nyata suatu saat nanti. Fenomena itu layaknya bom waktu yang suatu hari bisa meledak dan memusnakan sesuatu termasuk generasi muda. Salam damai! Damai itu dimulai sedini mungkin dan diteruskan selama mungkin!

Penulis: Tri Puji A.T