Era digital semakin mudah dinikmati oleh semua usia dan semua kalangan saat ini. Tidak mungkin rasanya Moms menolak dan mengelak realita ini. Apapun yang ingin diketahui oleh anak-anak, semua itu cukup di-browsing atau dilihat di YouTube. Satu sisi, ini memang berkah yang luar biasa. Anak-anak punya sumber informasi, pengetahuan, dan hiburan yang berlimpah.
Tapi, di sisi lain, ini juga kerap menjadi sumber musibah. Menurut penelitian dari Yayasan Samin (Sekretariat Anak Merdeka Indonesia), sebanyak 47% dari 830 responden anak mengakses internet dari rumah. Jadi, dari rumah pula lah kemungkinan anak bisa mengakses situs atau mendapatkan kiriman konten yang berbau porno.
Karena itu, salah satu solusi yang perlu ditempuh orang tua adalah berupaya sekuat mungkin untuk menajdi ‘badan sensor’ terhadap tayangan, bacaan, maupun gadget yang digunakan anak. Tidak bisa dengan langkah represif, melainkan membutuhkan diskusi dan kerjasama dengan anak, agar untuk menumbuhkan karakter anak yang kuat terhadap godaan. Caranya bisa menempuh beberapa tindakan di bawah ini :
1. Memberi penjelasan dan pemahaman.( Baik dan buruknya penggunaan internet)
2. Kontrol dan pengaturan. ( Kontrol pemakaian internet dan pengaturan internet untuk anak)
3. Menyepakati sejumlah perilaku ( waktu dan tempat)
4. Menghidupkan self-leadeeship ( mengajak dialog untuk mengetahui sikap, rasional, mental terhadap bahaya internet sebagai benteng)
5. Belajar terus menerus ( Orang yang harus belajar dan memperkaya pengetahuan dan perubahan zaman).
6. Pasang aplikasi kuda place parental kontrol ( Untuk lindungi anak dari konten negatif)
Semoga bermanfaat
#dutadamai @dutadamai.id #dutadamaiduniamaya @dutadamaibanten #dutadamaibanten #dutadamaiduniamayabanten #bnpt #ruangriung #peace #anakdigital #peacekeeper
0 comments on “Pentingnya “Filterisasi” Internet Untuk Anak” Add yours →