Halo Sobat Damai!
Tepat tanggal 26 Mei 2021 kemarin, seluruh umat Buddha di Indonesia secara serentak merayakan hari raya Trisuci Waisak 2565 BE. Menurut Wikipedia, waisak atau Waisaka juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di Indiga, Saga, Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali “Wesakha”, yang pada gilirannya juga terkait dengan “Waishakha” dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai “hari Buddha”.
Hari raya Waisak biasanya dirayakan setiap bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) dengan tujuan memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu : Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini di tahun 623 S.M, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodhgaya) pada usia 35 tahun di tahun 588 S.M, dan wafatnya Buddha Gautama di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 543 S.M.
Nah, adapun sejarah lengkapnya seperti ini nih, Sobat Damai!
- Kelahiran Pangeran Sidharta
Pangeran Sidharta adalah Putra seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir ke dunia sebagai seorang Bodhisatva ( Calon Buddha) yaitu calon Seseorang yang akan mencapai kebahagiaan atau tingkat tertinggi. Beliau Lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi
- Pencapaian Penerangan Sempurna
Pangeran Sidharta pada usia 29 tahun beliau pergi meninggalkan Istana dan pergi menuju Hutan untuk mencari kebebasan diri. Kemudian pada saat Purnama Sidhi di bulan Waisak Pertapa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna dan mendapat gelar Sang Buddha.
- Parinibbana (Wafat) Buddha Gautama
Saat usia 80 tahun Sang Buddha Wafat di Kusinara. Semua mahkluk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha dan begitu juga Para anggota Sanggha, mereka bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha.
Tiga peristiwa inilah yang disebut dengan “Trisuci Waisak”. Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists – WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950.
Oh iya, Sobat Damai, ada juga lho ritual khas yang dilakukan dalam perayaan Hari raya Waisak. Seperti yang dikutip dari Grid.ID, ada 6 ritual yang umumnya dilakukan oleh para masyarakat penganut agama Buddha. Yuk disimak satu-satu, ya!
1. Perbanyak merenung dan berdoa
Seperti pada hari raya agama lainnya, hal ini bertujuan untuk intropeksi atas apa yang telah diperbuat dan meraih pengampunan atas dosa yang telah dilakukan.
2. Memakai pakaian serba putih
Walau tak ada aturan pasti, namun para ahli mengatakan dalam ajaran Buddha warna putih melambangkan kemurnian. Sehingga memakai baju serba putih diangkap mampu membuat jiwa lebih tenang dan menyempurnakan ibadah.
3. Menyalakan lampu minyak atau lilin
Hal ini yang paling unik saat malam perayaan, ya. Hal ini bermaksud untuk menghusir kegelapan dan menjadi penerang untuk masyarakat.
4. Lakukan sila kelima
Dalam ajaran Buddha, terdapat lima sila yang harus diterapkan umatnya dalam berbagai aspek kehidupan. Nah, sila kelima itu sendiri adalah tidak melakukan hal tercela seperti berbohong, mencuri, pembunuhan, pelecahan, dan mengomsumsi minuman keras.
5. Meditasi
Biasanya sih dilakukan dengan tujuan memfokuskan diri dalam berenung dan mengintropeksi diri. Lokasi meditasi paling terkenal adalah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India.
6. Memakan sayur-sayuran
Pada hari raya Waisak, umat Buddha menghindari mengomsumsi segala jenis protein hewani lho, kawan. Karena dianggap mengotori sila kelima yaitu pembunuhan. Karena itu biasanya pada hari ini mereka yang beragama Buddha hanya mengomsumsi jenis sayuran dan nabati saja. Selain itu, hari waisak memiliki makna pemurnian. Sehingga hal-hal yang berbau duniawi dan negatif sangat dilarang.
Tapi sayang banget nih, Sobat. Diliput oleh laman online Sindonews Com, tahun in perayaan hari suci waisak 2565BE di Vihara Avalokitesvara, salah satu vihara paling terkenal di banten kembali meniadakan perayaan tersebut dikarenakan situasi pandemi covid-19 yang masih tinggi di Provinsi Banten.
Adapun jenis-jenis perayaan Hari raya Waisak di tiap wilayah sendiri berbeda-beda loh, Sobat. Misalnya pada tahun 2020 lalu, masyarakat Kota Serang, Banten, merayakannya dengan berbagi sembako kepada para warga yang terdampak Covid-19. Melalui siaran persnya, Bhiksu Sapta Virya mengungkapkan bahwa bertepatan dengan Hari Waisak, Vihara Sukavati berusaha ikut andil dalam membantu masyarakat yang terdampak wabah Covid-19.
Kalau di daerah kalian seperti apa nih, Sobat?
Yuk tinggalkan jejak di kolom komentar ya!
Kami segenap keluarga besar Duta Damai Dunia Maya Regional Banten mengucapkan, Selamat Hari Raya Trisuci Waisak 2565 BE/2021
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!
Penulis: Putri S
0 comments on “Serba Serbi Hari Raya Waisak dan Ringkasan Sejarahnya” Add yours →