Duta Damai dan Upaya Kontra Radikal Terorisme

Hari yang bersahabat menemani perjalanan peserta Duta Damai Regional Banten siang itu, Selasa (04/11). Hotel yang tegak berdiri di sisi jalan bernama Horison Ultima Ratu adalah rumah bersama selama empat hari ke depan. Di tempat ini, 40 peserta diberikan pelatihan berbasis Blogger, DKV dan IT oleh Badan Nasional Penanggunalangan Terorisme (BNPT) guna melakukan kontra radikal terorisme di dunia maya.

Radikalisme merupakan sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan dan aksi-aksi yang extream. Sedang terorisme ialah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan.

Radikal terorisme berakar pada ideologi yang menyimpang. Maraknya narasi radikal terorisme di dunia maya serta rendahnya daya tangkal masyarakat akan hal tersebut menjadikan Indonsia sebagai lahan subur praktik radikal terorisme. Isu yang popular digaungkan oleh kelompok tersebut adalah isu keagamaan. Betapa tidak, Indonesia adalah negara yang mengakui 6 agama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong cu (Confusius).

Salah satu contoh tindakal radikal terorisme di Indonesia yaitu tragedi Bom Bali  yang terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002. Aksi teror ini menelan korban 202 jiwa dari 21 negara, sebanyak 418 unit gedung mengalami kerusakan dan peristiwa ini mengakibatkan Kondisi sosial ekonomi masyarakat Bali menjadi terganggu. Salah satu anggapan yang menjadi latar utama pemboman di Bali tergabung dalam Darul Islam penerus dari Negara Islam Indonesia (NII). Namun di tahun 2002 mereka berganti nama menjadi Jamaah Islamiah (JI).

Biasanya aksi teror di Indonesia memiliki dua tujuan. Yang pertama ialah teroris ingin menegakkan agama islam seutuhnya di Indonesia. Kedua, ingin berjihad dalam arti perang. Potensi radikal terorisme yang cukup tinggi di Indonesia menyebabkan pentingnya melakukan pencegahan tindakan radikal terorisme demi keutuhan bangsa dan negara.

Tindakan radikal terorisme dapat dicegah melalui 3 strategi yaitu trategi kesiap-siagaan nasional, strategi kontra radikalisasi atau kontra propaganda dan deradikalisasi. Hal ini disampaikan oleh Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid, Direktur Pencegahan BNPT Pusat dalam pemaparannya pada peserta. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Duta Damai Regional Banten adalah strategi kontra radikalisasi dengan menyebarkan narasi dan konten perdamaian di dunia maya. Hal ini dilakukan dengan tujuan meredam narasi radikal terorisme dan menciptakan perdamaian bagi seluruh masyarakat.