free page hit counter

New Normal Bukan Normal

Sobat damai, sejak pademi Covid-19 melanda ratusan negara di muka bumi ini tentunya kita semua hidup dalam suatu keadaan yang tidak menentu. Naik turunnya jumlah pasien setiap harinya, membuat kekhawatiran timbul dikalangan masyarakat. Berbagai cara sudah ditempuh untuk mengurangi penyebaran pandemic Covid-19, mulai dari melakukan aktivitas bekerja dan belajar dari rumah saja, melakukan protokol kesehatan (memakai masker, cuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak), dan juga melakukan lockdown di beberapa wilayah.

Namun ketika lockdown dilakukan di beberapa wilayah, muncul kegelisahan baru yaitu tentang perkembangan ekonomi. Tidak dapat dipungkiri, ekonomi dunia memang menurun drastis akibat pandemi Covid-19 ini. Tetapi kita tidak bisa lantas terus menerus membiarkan kegiatan ekonomi tidak berjalan dengan lancar, sehingga muncul lah istilah baru yaitu “New Normal”.

New Normal hadir sebagai salah satu pilihan untuk dapat berkegiatan dikala pandemi masih ada. New normal tentunya bertujuan baik, supaya sektor ekonomi yang menurun dapat meningkat secara perlahan karena orang-orang dapat kembali kerja di kantor secara bergantian. New normal juga mengajarkan kita agar bisa berdamai dengan keadaan. Tidak pernah terbayang sebelumnya akan hadir pademi seperti Covid-19, namun hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menerimanya dan mencoba berdamai dengan keadaan. Tetap mengikuti protokol kesehatan saat new normal adalah salah satu pencegahan yang bisa dilakukan siapapun.

New Normal hadir bukan untuk memperbanyak kasus positif Covid-19, namun nyatanya pelaksanaan new normal yang sudah berjalan kurang lebih satu bulan ini malah menambah banyak kasus positif yang ada di Indonesia. Protokol kesehatan yang seharusnya dijalankan dnegan baik dan ketat, seakan-akan melemah dengan pola fikir yang merasa ini “Normal” bukan “New Normal”. Patut dipahami, kita tidak sedang hidup dalam keadaan normal seperti sebelum pandemi. Saat ini kita sedang berjuang melawan sekaligus harus dipaksa bersahabat dengan keadaan. Jangan kira, ketika pemerintah mengatakan new normal, semua aktivitas kembali seperti sedia kala. Tidak! Aktivitas memang mulai berjalan di luar rumah, namun pelaksanaannya jauh berbeda.

Banyak yang masih kurang peduli terhadap protokol kesehatan di saat new normal ini sepertinya menjadi penyumbang deretan kasus positif baru yang ada. Kebiasaan cuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak, perlahan mulai luntur. Sudah seharusnya kita sadar, pandemi ini bisa menular kapan saja kepada kita. Menjaga merupakan hal terbaik daripada mengobati. Ribuan kasus positif yang terjadi belakangan ini bukan sekedar angka, itu merupakan peringatan supaya kita dapat lebih lagi menjaga pola hidup dalam pelaksanaan new normal.

Ingat, saat ini kita bukan kembali ke keadaan normal tetapi menjalankan suatu “kenormalan baru”. Persiapkan diri dengan baik, tetap ikuti protokol kesehatan dimanapun sobat damai berada.

 

Salam damai,

#kitabisalawancovid19

 

0 comments on “New Normal Bukan NormalAdd yours →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *