With Just Two Thumbs, We Can Build On Each Other
( Hanya Dengan Dua Jempol, Kita Bisa Saling Membangun)
Secara mendasar dan tidak sadar teknologi sudah masuk ke dalam semua ranah di dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia selalu bergantung kepada teknologi, mulai dari teknologi yang terkecil sampai yang terbesar sekalipun. Perkembangan teknologi pada zaman ini sudah tidak terbendung lagi, sebut saja teknologi yang bernama “smartphone”. Menurut Kominfo jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang dari 250 juta penduduk yang ada. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Hal ini menandakan bahwa smartphone seperti menjadi konsumsi sehari-hari yang paling sering digunakan, terutama bagi kita para kaum milenial yang ada di Indonesia. Hal yang perlu kita sadari adalah hadirnya smartphone bukanlah suatu kebetulan tetapi ada tujuan dan fungsi di dalamnya.
Pada zaman ini hampir semua jenis ataupun merk smartphone di dalamnya pasti terdapat aplikasi media sosial baik itu facebook, whatsapp, twitter, youtube ataupun instagram. Dapat dikatakan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut adalah aplikasi yang paling sering kita gunakan ketika kita memainkan smartphone. Biasanya aplikasi tersebut kita gunakan untuk memposting kegiatan kita sehari-hari, melihat kejadian terbaru yang sedang ramai dibicarakan ataupun membaca dan membagikan informasi. Semua jenis kegiatan tersebut tidaklah salah apabila dilakukan secara bijaksana dan sesuai dengan ketentuan yang ada, karena pada dasarnya itulah alasan mengapa terciptanya teknologi yang bernama ” Smartphone” supaya setiap kita mampu berkomunikasi dan mengakses informasi yang ada secara cepat.
Hadirnya media sosial merupakan tempat untuk bertukar informasi satu sama lain dan membawa kita untuk mengenal orang lain yang belum pernah kita temui sebelumnya. Dalam setiap media sosial yang kita gunakan terdapat tempat untuk kita bisa mengapresiasi ataupun mengungkapkan sebuah pendapat, tempat tersebut bernama “kolom komentar”. Setiap dari kita mendapatkan kesempatan yang sama untuk bisa mengungkapkan pendapat pada kolom komentar yang tersedia, setiap komentar ataupun pendapat yang kita berikan akan dilihat oleh semua pihak karena kolom komentar memang bersifat terbuka. Pada dasarnya terciptanya kolom komentar digunakan untuk hal-hal yang baik dan membangun. Namun fakta yang ada tidak sesuai dengan apa yang diharapkan diawal, masih banyak sekali pengguna media sosial yang menyalahgunakan kolom komentar yang tersedia. Sadar atau tidak masih banyak dari kita sebagai pengguna media sosial sering memberikan kata-kata makian di kolom komentar seseorang, kata-kata tersebut dapat dikategorikan sebagai kata-kata yang bersifat bullying dalam bentuk verbal tetapi tidak secara langsung melainkan melalui smartphone yang kita gunakan. Terkadang sebagian dari kita beranggapan bahwa itu ada hal yang biasa namun kita tidak pernah memikirkan dampak yang akan terjadi pada orang tersebut. Fakta yang pernah terjadi adalah ada seorang anak yang bunuh diri hanya karena polling di instagram stories, anak tersebut memberikan pilihan “L” (Live) or “D” (Death) pada instagram stories nya namun poling terbanyak mengarah kepada D yang artinya Death setelah melihat itu akhirnya anak tersebut melompat dari gedung dan mengakhiri hidupnya. Sangat menyedihkan memang melihat fakta tersebut, tetapi kita tidak sedang bericara siapa yang benar dan siapa yang salah seharusnya sebagai pengguna media sosial yang bijaksana kita harus take it seriously menanggapi hal ini, karena apabila kita acuh sama saja kita tidak perduli terhadap kemajuan bangsa ini. Itulah penyimpangan yang terjadi di media sosial saat ini, apabila kita kaitkan dengan keadaaan bangsa Indonesia saat ini hal tersebut sangatlah kontekstual.
Kita tahu bahwa pemilu 2019 baru saja kita laksanakan namun ketegangan antara masing-masing pendukung masih terjadi. Hal ini dapat dilihat dari kolom komentar yang ada di sejumlah akun media sosial yang memang bertugas untuk memberikan informasi terkait pemilu 2019. Masih banyak oknum-oknum ataupun orang-orang yang ingin memprovokasi kedua belah pihak, misalnya melalui komentar yang diberikan lebih mengarah ke satu pihak dan menjatuhkan pihak yang lain. Hal-hal semacam ini yang seharusnya perlu perhatian serius dari kita sebagai pengguna media sosial. Karena kata-kata yang mungkin terlihat sederhana ataupun biasa-biasa saja tetapi mampu memberikan dampak kepada orang banyak.
Untuk itu marilah kita sama-sama memulai semua ini dari diri kita, apabila kita melihat ada pendapat ataupun komentar yang terdapat di media sosial kita namun bersifat menjatuhkan marilah kita saling mengingatkan satu sama lain dengan kasih. Kasih disini dalam artian kita mengingatkan dengan memberikan kata-kata yang bersifat persuasif dan tidak membuat orang tersebut merasa dijatuhkan. Ingat, kita memiliki 2 ibu jari yang bisa kita gunakan untuk menjadi dampak bagi orang lain dengan cara memberikan komentar ataupun pendapat yang bersifat membangun serta membawa perdamaian. Sepele sekali memang bahwa dengan kedua ibu jari saja kita mampu menghadirkan perubahan walaupun tidak terlihat secara langsung, tetapi setidaknya kita berkontribusi di dalamnya. Serta memilih untuk tidak memberikan komentar pada suatu hal yang tidak kita pahami konteksnya adalah hal yang bijaksana untuk dilakukan. Ingatlah bahwa membawa dampak perubahan serta perdamaian adalah tugas kita semua, pemilu 2019 telah berakhir marilah kita bersikap secara bijaksana menerima apapun hasil yang ada karena pada dasarnya siapapun pemimpin negeri ini tujuannya hanya satu supaya Indonesia bisa menjadi negara yang berdaulat, adil dan makmur. Perdamaian itu adalah hal yang mungkin terjadi apabila kita mampu berdamai dengan diri sendiri dan membagikannya kepada orang lain. Salam damai untuk kita semua!
Penulis : Puji (Ruang Riung Damai)
Gambar : Pixabay
0 comments on “With Just Two Thumbs, We Can Build On Each Other” Add yours →