Jihad di Bulan Suci Ramadhan Bagi Kaum Milenial

Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu oleh umat islam di seluruh dunia. Di bulan ini umatNya berlomba untuk menambah pahala dengan melakukan berbagai macam kebaikan. Salah satu kebaikan yang mendapatkan pahala ialah Jihad. Jihad memiliki arti berjuang. Berjuang menegakkan agama Allah SWT tentunya dengan cara-cara yang sesuai ajaran Rasul dan Al-quran. Rasulullah ketika dahulu melakukan jihad dengan berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyirikkan dan kembali kepada aturan Allah. Selain itu rasulpun melakukan peperangan untuk menegakkan agama Alah SWT.

Namun, dalam berjihad islam melarang pemaksaan dan kekerasan termasuk membunuh warga sipil yang tidak ikut berperang, seperti wanita, anak-anak hingga manula. Sayangnya saat ini kata jihad digunakkan dan diartikkan tidak semestinya. Dengan arti berjuang dijalanNya, para oknum pencipta paham radikal bertopeng jihad ini memberikan paham yang tidak sesuai ajaran agama islam. Para pelaku tindak terorisme selalu mengaitkan tindakan kejamnya itu sebagai jihad, padahal islam sendiri tidak pernah mengajarkan melakukan tindakan kekerasan untuk menegakkan ajaran Allah SWT seperti yang sudah disampaikan sebelumnya.

Lantas bagaimana jihad di era milenial saat ini? Dan bisakah kita melakukan jihad di bulan suci ramadhan tanpa menodai arti jihad sendiri? Sesugguhnya mendapatkan pahala dibulan suci ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Di era teknologi saat ini kasus seperti Hoax atau kabar bohong dan ujaran kebencian sering kita lihat di media sosial. Media sosial tak ubahnya sebuah jendela besar yang memberikan segala informasi yang kita butuhkan. Kita sebagai user atau penggunalah yang memiliki peran penting dalam menyaring segala informasi yang ada.

 Anak milenial saat ini dapat ‘berjuang’ melakukan kebaikkan di jalan Allah dengan memberikan dan menyebarkan informasi di media sosial maupun secara langsung terhadap khalayak dengan benar, bukan berita bohong atau hoax. Membuat konten positif dan tidak melakukan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan tindakan kekerasan dan saling membenci. Dibulan suci ramadhan bukan hanya menahan haus dan lapar tetapi menahan hawa nafsu merupakkan salah satu hal terpenting. Ego, amarah dan menahan diri dari meakukan tindakan yang dapat menimbulkan kebencian maupun tindakkan sara harus kita laksanakan sebagai upaya dini agar tidak timbul perpecahan di negara ini.

Apalagi saat ini Indonesia baru saja melaksanakkan pesta politik dengan melakukan pemilu yang sayangnya, dinodai dengan berbagai macam konten Hoax maupun ujaran kebencian untuk membela paslon yang dijagokkan.  Jadikan momentum ramadhan kali ini untuk melakukkan kebaikan jihad sebagai semestinya. Jangan mau dijadikkan boneka oleh individu maupun kelompok untuk mendapatkan keuntungan semata yang malah akan menimbulkan dosa dibulan suci ramadhan ini.

 

Penulis : Jinan V.B