free page hit counter

Review Film Home Sweet Loan: Representasi Jerat Kelas Menengah

Film Home Sweet Loan merupakan film yang diadaptasi dari buku karya Almira Bastari dengan judul yang sama. Film yang rilis 26 September 2024 garapan Cristian Imanuell ini sukses menarik minat kaum muda berkat karakter kuat Kaluna (Yunita Siregar) sebagai representasi kaum menengah (kaya tidak, miskin juga tidak) yang menyandang peran sebagai generasi roti lapis (Sandwich Generation).

Sebagai anak bungsu yang tinggal bersama keluarga besarnya, Kaluna berambisi memiliki rumah sendiri. Dengan segala tantangan memburu KPR, Kaluna dibelitkan masalah kakak-kakaknya yang terlilit hutang pinjaman online (pinjol), menggadai sertifikat rumah orangtua, hingga ingin meminjam tabungan Kaluna. Sialnya, kehidupan hari-hari Kaluna yang berusaha hidup hemat dengan cara menggunakan transportasi publik setiap harinya masih harus berhadapan dengan drama anggota keluarga lainnya. Kaluna yang lelah dan harus banyak mengalah.

Ambisi memiliki rumah itu pada akhirnya meredup karena kebesaran hatinya untuk membantu perekonomian keluarga. Dari Kaluna, representasi kerumitan hidup pekerja kantoran di Jakarta untuk memiliki rumah sendiri nampak begitu terasa. Film ini menampilkan wajah kelas menengah yang realistis dalam menghadapi perjuangan hidup, apalagi jika ia menyandang status sebagai generasi roti lapis.

Berbicara mengenai kelas menengah, melansir dari Kompas.id, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia sempat meledak pada periode 2014-2018. Pada 2014, jumlah kelas menengah 39 juta jiwa atau 15,6 persen dari total penduduk Indonesia. Pada 2018, angka ini naik signifikan menjadi 60 juta jiwa atau 23 persen dari total penduduk.

Angka ini stagnan setelah 2018. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), jumlah kelas menengah turun jadi 52 juta orang (18,8 persen dari total populasi) pada 2023. Artinya, ada 8,5 juta orang ”turun kelas” dari kelas menengah jadi calon kelas menengah dan rentan dalam lima tahun.

Fenomena turun kelas ini dinilai dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari fundamental perekonomian nasional, kebijakan pemerintah yang membebani, hingga minimnya jaring pengaman sosial. Salah satu contoh kebijakan yang dinilai semakin menekan daya beli masyarakat ialah kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) yang resmi berlaku pada 1 April 2022. Selain itu, kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang menggambarkan fenomena gunung es tentang pengabaian kelas menengah dalam kebijakan publik. Hal ini jelas menjadi beban tambahan bagi kaum menengah.

Padahal, menurut Laporan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), kelas menengah berperan penting dalam perkembangan ekonomi negara. Negara dengan kelas menengah lebih besar, memiliki kecenderungan tumbuh lebih cepat sebab mereka menyumbang 50,7 persen dari penerimaan pajak negara. Kelas menengah juga disebut sebagai kunci dalam peta jalan menuju Indonesia Maju 2045.

Melalui Kaluna, film ini tidak hanya menyuguhkan tantangan individu dalam mendapatkan rumah, tetapi juga menggugat perlunya perubahan sistemik dalam kebijakan perumahan di Indonesia serta kebijakan publik lainnya yang pro kaum menengah.

Pada akhirnya, film Home Sweet Loan ini cukup apik dalam menyampaikan pesan kepada para penonton. Beberapa di antaranya adalah ajakan kepada Ayah untuk berhenti merokok, bersikap tegas saat sang kakak meminta bantuan untuk membayar pinjol, serta beralih dari seorang pekerja kantoran menjadi pengusaha kecil rumahan yang melibatkan anggota keluarga.

Dari film Home Sweet Loan kita belajar kehidupan yang penuh perjuangan tidak lantas mematahkan semangat untuk terus bertahan, pada akhirnya, setiap usaha akan menemui muaranya meski tidak seindah yang dibayangkan.

 

Penulis: Siska Irma Diana

 

Referensi:

https://www.kompas.id/baca/hiburan/2024/09/14/home-sweet-loan-cerminan-mahalnya-mimpi-kelas-menengah?open_from=Tagar_Page

0 comments on “Review Film Home Sweet Loan: Representasi Jerat Kelas MenengahAdd yours →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *