Tantangan yang Dihadapi Kelas Menengah di Indonesia

Selama beberapa dekade terakhir, kelas menengah telah tumbuh secara signifikan di Indonesia, negara dengan ekonomi yang berkembang pesat. Meskipun demikian, terlepas dari perluasan ini, kelas menengah Indonesia masih menghadapi beberapa kendala yang mencegah mereka menjadi lebih sejahtera dan naik tangga sosial. Artikel ini membahas tantangan yang dihadapi kelas menengah Indonesia, dengan menekankan masalah politik, sosial, dan ekonomi yang harus diselesaikan. Buruh kasar, petani, pedagang kecil, dan kelompok sosial ekonomi lainnya dengan tingkat pendapatan dan status sosial yang relatif rendah biasanya ditemukan dalam masyarakat kelas menengah bawah [1].

Tekanan ekonomi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh kelas menengah di Indonesia. Biaya hidup di Indonesia terus meningkat, dengan kenaikan harga yang signifikan untuk bahan pokok seperti beras, telur, ayam, cabai, dan gula. Lonjakan harga ini membuat kelas menengah tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi menabung untuk masa depan. Tekanan ekonomi semakin diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak kelas menengah Indonesia bekerja di sektor informal, di mana keamanan kerja umumnya tidak ada dan gajinya biasanya lebih rendah [2].

Kelas menengah di Indonesia tidak memiliki dukungan sosial yang luas, berbeda dengan masyarakat miskin yang sering menerima bantuan dan keamanan sosial. Para ekonom menekankan bahwa untuk mengurangi kerentanan finansial kelas menengah, diperlukan bantuan sosial dan perubahan legislatif tertentu. Namun, kemampuan pemerintah Indonesia untuk menawarkan bantuan semacam ini dibatasi oleh masalah keuangan. Karena itu, sejumlah besar orang Indonesia di kelas menengah terpaksa menggunakan metode tidak resmi untuk mengatasi tekanan finansial mereka, seperti pinjaman online atau perjudian [3].

Kelas menengah membutuhkan akses ke prospek pekerjaan yang lebih besar dan pendidikan berkualitas tinggi untuk mencapai keamanan finansial. Sayangnya, informasi dan kemampuan yang dibutuhkan oleh calon kelas menengah sering kali kurang dalam sistem pendidikan Indonesia. Untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan memacu pertumbuhan ekonomi tambahan, calon penduduk kelas menengah harus meningkatkan pencapaian pendidikan mereka, menurut laporan Bank Dunia [4]. Selain itu, sebagian besar tenaga kerja Indonesia terlibat dalam pekerjaan informal, yang tidak memiliki tunjangan dan keamanan kerja.

Akses terhadap pendidikan berkualitas dan kesempatan kerja yang lebih baik sangat penting bagi kelas menengah untuk mencapai keamanan ekonomi. Namun, sistem pendidikan Indonesia sering kali gagal dalam menyediakan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan bagi calon kelas menengah. Laporan Bank Dunia menekankan pentingnya meningkatkan pencapaian pendidikan bagi calon kelas menengah untuk mengakses pekerjaan yang lebih baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Selain itu, pasar kerja di Indonesia dicirikan oleh ketergantungan yang tinggi pada pekerjaan informal, yang kurang memiliki keamanan kerja dan tunjangan [4].

Pemerintah Indonesia harus memberlakukan undang-undang yang meningkatkan jaminan sosial dan dukungan sosial guna mengatasi masalah yang dihadapi kelas menengah. Hal ini dapat mencakup bantuan keuangan untuk pendidikan, keringanan pajak, dan layanan sosial yang terfokus. Meniru negara maju dengan menawarkan dukungan seperti subsidi pendidikan dari sekolah dasar hingga universitas dapat membantu meringankan biaya hidup bagi kelas menengah. Selain itu, pemotongan biaya hidup melalui upaya untuk menahan inflasi dan menstabilkan harga pangan sangat penting untuk mencegah kelas menengah terjerumus ke dalam kemiskinan[4].

 

Kesimpulan:

Kelas menengah di Indonesia menghadapi berbagai kendala yang memerlukan strategi menyeluruh untuk mengatasinya. Tekanan keuangan, upah rendah, kurangnya dukungan sosial, pendidikan yang tidak memadai, dan kurangnya prospek pekerjaan merupakan faktor-faktor yang menjadi tantangan bagi kelompok ini. Pemerintah Indonesia dapat membantu kelas menengah dalam mencapai stabilitas ekonomi yang lebih baik dan mobilitas ke atas melalui penerapan kebijakan khusus dan peningkatan perlindungan sosial. Selain membantu kelas menengah, hal ini juga membantu perekonomian negara berkembang dengan cara yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

 

Ditulis oleh : Devia Zilka Qisthi A.

 

Referensi:

[1] Nainggolan, Johana Andriani, Ivanna, Julia. 2024. Tantangan dan Peluang Partisipasi Masyarakat Menengah ke Bawah dalam Proses Politik dan Pemerintahan di Bandung. Journal on Education, 6(4), 19208-19216.

[2] “Indonesian Middle Class, Limited Salaries and Many Problems”. www.kompas.id. Margaretha Puteri Rosalina, Maria Paschalia Judith Justiari, Melati Mewangi. 26 February 2024. Diakses pada 24 Agustus 2024. https://www.kompas.id/baca/english/2024/02/21/en-kelas-menengah-kaum-pas-pasan-banyak-masalah

 

[3] “Middle-Class Struggles in Indonesia Highlight the Need for Enhanced Social Support: Economists”. JAKARTAGLOBE.ID. Anisa Fauziah, Alfida Rizky Febrianna. 6 Maret 2024. Diakses pada 24 Agustus 2024. https://jakartaglobe.id/business/middleclass-struggles-in-indonesia-highlight-the-need-for-enhanced-social-support-economists

 

[4] Chaves, Rodrigo A. 2019. Aspiring Indonesia—Expanding the Middle Class. The World Bank. Washington DC